PERSOALAN dan permasalahan generasi muda sangatlah banyak. Sema pesoalan ini tidak dapat diselesaikan, kecuali dari masjid, dari mihrab, dan dari podium Nabi Muhammad SAW. Diantara persoalan yang mendera generasi muda ini adalah :

1    Lemah Iman

                Dalam hal ini, kita mengadukan keadaan kepada Allah. Namun, disini Dr. Aid Al- Qarni memberi kabar gembira bahwa orang yang mengetahui imannya lemah, lalu dia mengadukan kelemahannya itu kepada Allah, tertunduk khusyu’ dihadapan Rabbnya Yang Maha Perkasa, tetap diam diambang pintu ampunan-Nya, niscaya suatu saat dia akan masuk kedalamnya dengan izin Allah

                Para Ulam Ahlussunnah wal Jama’ah berprinsip : “Iman itu, kadang bertambah dan kadang berkurang.” Imam Bukhari mengatakan, “Tentang bertambah dan berkurangnya iman, Allah telah berfirman “Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (Al Kahfi : 13).

                Mereka senantiasa mencari-cari hidayah, hingga akhirnya Allah menganugrahkan hidayah itu kepada mereka. Sebagaimana kita juga mencari dan menuntut ilmu,
memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, berinteraksi serta bergaul dengan orang-orang sholeh, serta menghadiri ceramah, dan majelis-majelis ilmuu serta dzikir.

                Ingat, Allah tidak akan menyia-nyiakan segala upaya kita begitu saja. Allah SWT berfirman “Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (Al Mudatsir : 31) dan juga “Pada hari ini telah Ku-semprnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al Maidah : 3).

                Iman kita sering sekali dihadapkan kepada hal-hal yang akan melemahkannya. Kita sering dihantam badai syahwat, bergelut dengan obsesi-obsesi keduniaan. Kita juga sering diserang berbagai pemikiran yang merusak setiap pagi dan sore hari. Segala tantangan itu dapat kita temukan di berbagai sarana media, baik cetak maupun elektronik.

                Iman adalah perbuatan. Barangkali kita akan merasa heran dengan seorang remaja yang mengaku bahwa dia mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya SAW, namun dia melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pengakuannya itu. Dia sering tidur tatkala adzan Shubuh berkumandang, menjauhkan Al-Qur’an dari kehidupannya, mencela dan melaknat kedua orang tuanya, berlaku jahat dengan sesama tetangganya, dan tidak pernah memenuhi hak-hak kaum muslimin.

                Hasan Al-Basri mengatakan, “Hati itu, kadang hidup dan kadang mati. Dia akan senantiasa hidup dengan ibadah-ibadah wajib dan sunnah, tetapi ia bisa mati dengan berbagai dosa dan kemaksiatan.”

2.   Kurang Bersungguh-sungguh

         Mayoritas generasi muda sekarang, kurang bersungguh-sungguh dalam komitmennya. Padahal Allah SWT berfirman “Penganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah : 63)
 Ø  Komitmen yang harus dimiliki generasi muda :
1) Komitmen dalam beraqidah yang benar
Seorang mukmin mengeman sebuah risalah (ajaran) dan prinsip. Dia                      senantiasa                menyadari bahwa kelak dia akan dimintai pertanggung jawaban                dihadapan Allah SWT,          tentang tugasnya dalam mengemban aqidah ini. Hendaknya,             ia mempersiapkan jawaban            apa yang akan dia kemukakan dihadapan-Nya?
2) Komitmen pribadi
Hendaknya kita menjadi serang yang alim dan mengetahui cara berbicara             yang baik,                 percaya kepada diri sendiri, dan terbebas dari segala bentuk perbudakan                 kepada selain           Allah SWT.
3) Komitmen dalam penampilan
Hendaknya kita memakai pakaian yang rapi, indah, dan menarik, sehingga           kita dihadapan              manusia dipandang sebagai sorang yang sarat-sarat nilai-nilai         keagamaan.
4) Komitmen pada ambisi yang luhur
Dalam melakukan sholat, kita tidak rela kecuali dengan sholat yang paling             sempurna,                paling sempurna, dan paling bagus. Dalam menuntut ilmu, kita tidak rela               kecuali denga            ilmu yang sampai akar-akarnya dan kita benar-benar profesional serta          ahli dibidang                      tersebut. Dan berlaku dalam bidang-bidang yang lainnya.

3.  Waktu Tak Berguna

                Diantara problematika yang menghadang generasi muda adalah menghabiskan waktunya pada hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak berguna. Allah berfirman “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh serta saling menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr : 1-3).

                Dr. Aid Al-Qarni pernah melihat seorang guru yang mengajar disebuah SD. Pada waktu-waktu istirahat jam belajar dia selalu pergi untuk menulis tentang batu berharga yang mengandung virus (Yaqut).

                Ia pun mengumpulkan semua buku yang berbicara tentang Yaqut bervirus. Sehingga akhirnya dia berhasil mengmpulkan beberapa jilid buk tentang Yaqut bervirus. Bahkan dia juga menghasilkan buku-buku lainnya yang terkadang lebih bermanfaat baginya.

                Wahai generasi mda Islam... Wahai generasi masa depan yang ditunggu-tunggu... Mari kita kembali menghitung-hitung dan menyusun dengan rapi detik-detik dan saat-saat berharga yang kita miliki.

4.  Tergesa-gesa

                Ini adalah penyakit yang sangat berahaya dan hambatan yang sangat besar, yait terlal terburu-buru memperoleh hasil. Seseorang bekerja hari ini, dan hendak melihat hasilnya langsung besok paginya. Sementara sunnatullah dalam kehidupan dunia bukanlah seperti itu.

                Allah menciptakan pondasi hidup ini diatas dasar perkemangan yang berangsur-angsur. Matahari tidak terbit secara tiba-tiba, tetapi semuanya terjadi dengan perlahan-lahan. Tumbh-tumbuhan tidak langsung tumuh dengan tiba-tiba, namun secara perlahan dan melalui proses. Begitu pula dengan agama.

                Maka, disini Dr. Aid Al-Qarni berwasiat kepada generasi muda agar mereka tidak terlalu terburu-buru, karena Allah telah berfirman kepada Rasul-Nya “Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca AL-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu dan katakanlah, ‘Ya Rabku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan’.”

                Rasulullah SAW pn senantiasa memperingatkan para sahabatnya supaya jangan tergesa-gesa, karena agama Allah (Islam) ini tidak mengajarkan ketergesa-gesaan.

5.  Tutur Kata yang Kasar

                Kita sering mendapatkan seseorang pemuda yang ucapannya kasar dan menyakiti hati orang yang mendengarkannya. Terkadang dia juga mengatakan perkataan sembrono dan susah dipahami. Oleh karena itu, hendaknya seorang juru dakwah berbicara dan berinteraksi dengan orang lain secara lemah lembut

                Allah SWT berfirman kepada Rasl-Nya “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kame bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (Al-Imran : 159).

                Maksudnya : urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan sebagainya.

                Salah seorang salafusshalih berkata, “hendaknya anda menjadi seseorang yang raut wajahnya selalu ceria dan tutur katanya lembut. Niscaya anda akan lebih dicintai manusia dari pada orang yang memberikan emas dan perak kepada mereka.”

6.   Dosa yang (Seharusnya Tidak) Menghalangi

                Generasi muda menjadikan dosa-dosa yang mereka lakukan sebagai sarana dan perantara. Mereka juga meninggalkan lapangan dakwah, disebabkan oleh dosa yang cukup banyak.

                Dr. Aid Al-Qarni pernah menemui seorang pelaku dosa. Saya memintanya agar aktif dalam lapangan dakwah pada Allah SWT, agar dia ikt andil berceramah, ikut serta dalam beramar ma’ruf nahi munkar atau pengajian agar ia juga aktif memberikan kata-kata sejuk dan baik serta ikut dalam menasihati saudara-saudaranya. Namun dia malah mengatakan, “Saya ini adalah seorang pendosa, dan orang seperti saya tidaklah pantas untuk erdakwah dan berceramah kepada manusia.”

7.   Mengasingkan Diri dari Masyarakat

                Termasuk problematika yang merundung generasi muda adalah mengasingkan diri dari masyarakat, dengan alasan mereka penuh dengan kemaksiatan. Semua orang berbuat dosa dan kesalahan merajalela. Orang itu berkata, “Berlarilah dengan agamamu, sebagaimana kamu berlari dari seekor singa.” Seorang lagi berkata dengan beralasan sebah hadits, “Kamu harus memperhatikan dirimu sendiri.” (HR. Abu Dawud).

                Kita mendapatinya hanya berjalan di rumahnya menuju masjid, namun tidak peduli dengan keadaan masyarakatnya. Dia tidak peduli dengan studinya, kuliahnya, dan bahkan tidak peduli dengan pasar. Hali ini adalah sebuah kesalahan, karena dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW telah bersabda, “Orang yang bergaul dengan manusia dan bersabar terhadap cobaan mereka, lebih baik dari pada orang yang bercampur dengan manusia tidak sabar terhadap cobaan mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

                Ini merupakan fenomena yang bertentangan dengan realitas dakwah para nabi. Sngguh, mereka tidaklah diutus di gua-gua. Orang yang mengasingkan diri dengan agamanya adalah orang yang telah berbat jahat dan menjelekkan citra Islam. Kecuali dalam beberapa fase tertentu, dalam beberapa keadaan tertentu dan bagi orang-orang tertentu saja.

8.   Muslimah Enggan Berdakwah

                Termasuk persoalan yang membelit generasi muda ini adalah sempit dan sedikitnya peran serta muslimah dalam mengemban dakwah islamiyah. Bahkan kebanyakan dari mereka tidak pernah aktif dalam lapangan dakwah. Mereka beralasan bahwa dakwah, amar ma’ruf nahi munkar adalah tugas kaum lelaki.

                Padahal Allah SAW telah berfirman kepada Rasul-Nya, “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (At-Tabah : 71).

                Jadi, seorang muslimah juga berkewajiban untuk mengemban dakwah dan beramar ma’rf nahi mnkar. Beban yang diemban kaun muslimah juga seperti beban yang diemban kaum lelaki.

9.   Gaptek, Minim Pengetahuan

                Termasuk persoalan generasi muda adalah minimnya ilmu pengetahuan, serata sedikitnya wawasan dan bacaan yang dikuasai. Rasulullah SAW menganjurkan kita membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat. Allah SAW telah berfirman kepada beliau, “Dan katakanlah, Ya Rabbku, tambahlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaha : 114).

                Ilmu pengetahuan ini hanya bisa bertambah dengan banyak membaca, belajar, sering berkonsultasi dan bertanya kepada para lama. Abdullah bin Abbas pernah ditanya, “Bagaimana cara anda memperoleh ilmu ini?” Dia menjawab : “Dengan akal yang selalu berpiki dan lisan yang selalu bertanya.”

                Seorang penyair mengatakan :
                “Bertanyalah kepada ahli fiqh, niscaya kamu akan menjadi seorang ahli fiqh seperti       dia.
                Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu ilmu, maka dia         akan mahir dalam bidang tersebut.”


Sumber : Dr. Aid Al-Qarni/2013/Fityatun Amanu bi Rabbihim/Solo/Aqwam

0 Comments:

Post a Comment